Perkembangan Masa - Masa Sunyi dan Sepi Tahun 2005 s/d 2007

Bapak - Bapak juga kepada para  pembaca siteblog Peguyuban Anjangsana Warga Perum Malboro Indah Residence , Desa Buana Indah Padang Sambian, sudilah lewat blog ini saya sedikit menceritakan dengan narasi yang masih saya ingat betul, bagaiman kondisi pada saat permulaan Lingkungan Perumahan Malboro Indah Residence, "  Pada saat itu, setelah saya pulang menunaikan ibadah haji tahun 2005/2006, setelah kedatangan dan sudah istirahat selama tiga bulan dari rutinitas  kepulangan kami, yaitu saya sendri, istri dan ibunda dari ibadah haji 2005/2006, " saya masih ingat ketika di Mihrob Kakbah meminta dan seraya berdoa kepada Allah SWT, Istana kecil - kecil saja ( maksudnya rumah tinggal ) di bali, supaya kami tidak mengontrak lagi,' Memanh sih, baru saja Allah Memberiakan kami membangun Rumah di Kampung sendiri selesai pertengahan  tahun 2005, setelah itu kami berangkat ibadah hajji, dan sebelum nya kami mengontrak rumah di Jl. Pulau Serangan 5 tahun sekali. " dan kebetulan dari hasil Usaha Export Buah-Buahan ke luar Negri saya bisa melakukan itu semua , mulai tahun 2001 - 2005, Alhamdulliah Allah, Engkau telah memberi Kami Nikmat. Karena tuntutan tempat , untuk meneruskan Usaha kami supaya tidak kontrak lagi, padahal kontrakan kami masih empat tahun lagi, setelah mulai active kerja dan pengiriman akhirya, ada rizki yang di mudahkan Allah SWT , kami mencari lokasi, awalnya hanya cari tanah, sampai canggu saya ksana - kmari, dan tidak di sadari masuk area Jl. Mahendradata, wkatu itu Jl.

Mahendradata masih sepi, terutama mau masuk area perumahan kita, yang terlihat hanya ada Tulisan Cafe BUBU ( Cafe Wisata Sekarang ), kanan - kiri Jalan Mahendradata hanya ada warung bambu, yang sekarang di pakai tempat pameran, sedangkan Akua yang sekarang hanya berupa lembah semak belukar, kanan - kirinya, cima cafe Bubu ( cafe wisata ) yang ada. saya tidak mengendorkan niat saya untuk cari tanah yang memang saya mencari lokasi yang masih dekat ( terjangkau ) dengan Bandara Nurah Rai, karena hubunnganya dengan pengiriman Buah- Buahan kami. Akhirnya saya lanjutkan masuk ke cafe Bubu, terus masuk yang terlihat kanan - kiri sawah, yang ditumbuhi belukar kankung yang besar- besar, dan jalan becek, tergenang air, memang ada jalan yang di uruk liston, yang memang sengaja di rencanakan menuju ke Perumahan Kita., sampai Lokasi ada Gate ( Gerbang Alami dari arah saya ( tepatnya di sebelah rumah Pak Andi Sekarang , juga dari arah masjid Al- Fallah ( tepatnya di sebelah rumah kecil sekarang, cuma lucunnya pintu Gerbangya dari bambu dan tumbuhan, saya sempat kaget kok ada rumah ya, ! saya lihat - lihat cuma masih dua unit, , Kemudain lihat -lihat kok enak suasana sunyi, sepi, jauh dari keraimain, memang saya menginginkan suana ini,
karena ketika saya ada pengiriman ribut anak buah untuk packing, supaya tidak mengganggu tetangga. juga saya lihat jalanya lebar pas sekali pikir saya untuk container. Rumah yang saya tempati sekarang yang ada warungnya, dulu untuk office marketing Perumahan ini, dan saya tanya kepada nya katanya udah laku, kemudian saya di tawari yang  disebelah kanan saya ( pak antok ), saya tidak mau satu, tapi saya mau ambil dua, dan akhirnya keduanya saya ambil dengan harga kedua unit itu dengan harga cash Rp.350.000.000  ( type 1 = 186 Jt, dan yang kedua 158Jt ), akhirnya saya punya rumah dua unit, walaupun tidak saya tempati, karena masih tidak ada listrik dan akses masih terputus, dan juga kontrakan saya masih 4 th lagi, kontraktor bilang katanya setelah pembelian 3bulan listrik udah nyala, namun 1.5 tahun listik belum nyala, dengan perjuangan bersama yang beli di belakang saya bu liliana, dan kakak bpk wildan, akhirnya listrik bisa masuk, dan rumah bisa saya kontrakkan, dalam perjalanan dulu selama dua tahun, tidak ada keluhan kebanjiran, dari tetangga yang tinggal duluan yaitu Bu Liliana walaupun dia sering pakai lilin udah tinggal disana. sering saya bersama anak buah setelah packing bertandang ke sisni, timbul pertanyaan kapan ada warga mau tinggal di sini ya ?, karena saya muali cemas, kenapa belum banyak rumah ?, ketika saya bermain sore-sore menanam phon ceri di depan rumah tiba - tiba ada ibu menawarkan tanah yang di samping rumah sekarang daerah pak wahyu, pak viktor dengan harga Rp.50jt per are, saya bilang ke ibu itu, bu saya aja nyesal beli rumah di sisi sepi apak ada orang yang mau tinggal disini ?

untuk dokumentasi akan saya posting karena saya punya vidio dari cafe s/d  rumah masih asli tapi belum saya edit. tungu aja ya updatenya